Meskipun kau telah pergi
Namun hati ku masih selalu
Merindukan akan kehadiran mu
disisi ku..........
Ingatkah kau saat kita bersama
Tapi semua tinggal kenangan
Bersama jatuhnya bunga ini ditanah mu
Hati ku teriris pilu.....
Kenangan ku bersama mu
Tak kan ku lupakan
Semoga kau tenang dialam
Damai.....kenangan Abadi
Selasa, 20 April 2010
STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
(LAPISAN MASYARAKAT)
Setiap masyarakat mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya.
Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan, misalnya: mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedududkan yang berbeda-beda secaravertikal.
Bahkan pada zaman dahulu, filsuf aristoteles (yunani) mengatakan didalam Negara terdapat tiga unsur, yaitu: mereka kaya sekali, melarat, dan berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian tidak membuktikan padaq zaman itu, dan sebelumya. Orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan yang bertingkat-tingkat dari bawah keatas. Seorang sosiolog terkemuka, yaitu Pitirim A.Sorokin pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barangsiapa memiliki sesuatau yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat yang berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Biasanya gologan yang berada dalam lapisan atas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi dari kedudukannya itu bersifat komulatif.
Mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah . kekuasan dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang mempunyai kekuasan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan. System dalam lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratificasion berasal dari sratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Pitrim A. Sorokin menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara berrtingkat (hierarkis). Perwujudanya adalah kelas-kelas tinggi dan yang lebih rendah. Selanjutnya menurut sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat dan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, dan kewwajiban, ke4wajiban dan tanggung jawab nilai-nila sosial pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunitis, dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat tadi mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama didalam suatu organisasi sosial. Misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Lapisan masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan pemimpin, golongan buangan/budak dengan dan bukan buangan/budak, pembagian kerja dan bahkan juga suatu pembedaan berdaserkan kekayaan semakin rumit dan semakin maju tekhnologi sesuatu masyarakat,semakin kompleks pula system lapisan masyarakat.
Terjadinya Lapisan Masyarakat
Adanya system Lapisan Masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Alasan terbentuknya Lapisan Masyarakat terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat. Dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang dipakai berlainan bagi tiap-tiap masyarakat.
Secara teoretis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai merupakan gejala universal yang merupakan bagian system sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut:
1. System lapisan munkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. System demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
2. System lapisan dapat dianalisis dalm ruang lingkup unsur-unsur antara lain:
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka keselamatan), wewenan dan sebagainya.
b. System pertanggaan yang diciptakan para wrga masyarakat (prestise dan penghargaan).
c. Kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
f. Soladaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti.
1). Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya.
2). kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
3). Kesadaraan akan kedudukan masing-masing.
4). Aktivitas sebagai organ kolektif.
(LAPISAN MASYARAKAT)
Setiap masyarakat mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya.
Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan, misalnya: mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedududkan yang berbeda-beda secaravertikal.
Bahkan pada zaman dahulu, filsuf aristoteles (yunani) mengatakan didalam Negara terdapat tiga unsur, yaitu: mereka kaya sekali, melarat, dan berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian tidak membuktikan padaq zaman itu, dan sebelumya. Orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan yang bertingkat-tingkat dari bawah keatas. Seorang sosiolog terkemuka, yaitu Pitirim A.Sorokin pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barangsiapa memiliki sesuatau yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat yang berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Biasanya gologan yang berada dalam lapisan atas tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi dari kedudukannya itu bersifat komulatif.
Mereka yang mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah . kekuasan dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang mempunyai kekuasan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan. System dalam lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratificasion berasal dari sratum (jamaknya: strata yang berarti lapisan). Pitrim A. Sorokin menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara berrtingkat (hierarkis). Perwujudanya adalah kelas-kelas tinggi dan yang lebih rendah. Selanjutnya menurut sorokin, dasar dan inti lapisan masyarakat dan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, dan kewwajiban, ke4wajiban dan tanggung jawab nilai-nila sosial pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunitis, dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat tadi mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama didalam suatu organisasi sosial. Misalnya pada masyarakat-masyarakat yang bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Lapisan masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan pemimpin, golongan buangan/budak dengan dan bukan buangan/budak, pembagian kerja dan bahkan juga suatu pembedaan berdaserkan kekayaan semakin rumit dan semakin maju tekhnologi sesuatu masyarakat,semakin kompleks pula system lapisan masyarakat.
Terjadinya Lapisan Masyarakat
Adanya system Lapisan Masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Alasan terbentuknya Lapisan Masyarakat terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat. Dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang dipakai berlainan bagi tiap-tiap masyarakat.
Secara teoretis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai merupakan gejala universal yang merupakan bagian system sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut:
1. System lapisan munkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. System demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
2. System lapisan dapat dianalisis dalm ruang lingkup unsur-unsur antara lain:
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka keselamatan), wewenan dan sebagainya.
b. System pertanggaan yang diciptakan para wrga masyarakat (prestise dan penghargaan).
c. Kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
f. Soladaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti.
1). Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya.
2). kesamaan atau ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai.
3). Kesadaraan akan kedudukan masing-masing.
4). Aktivitas sebagai organ kolektif.
Langganan:
Postingan (Atom)